Perjuangan Membeli Cuanki dan Bapaugoogle
Aaah..... akhirnya sore pun tiba. Aku dan saudaraku
biasanya membeli cuanki di sore hari. Uups, aku lupa memperkenalkan nama,
Namaku Tasya Cahyani Yasmien. Kalian bisa panggil aku Tasya. Biasanya,
saudaraku berkunjung ke rumahku atau rumah omaku setiap seminggu sekali,setiap
hari Sabtu. Nama saudaraku adalah Rachel Diandra Imanuella. Kalian bisa panggil
ia Rachel. Sore ini seperti biasa aku dan saudaraku menunggu cuanki di kamar
ku. Aku pun berbincang –bincang tentang nanti saat membeli cuanki.
”chel,kamu nanti mau beli cuanki gak?”
’’ terserah kamu aja deh! Kalu aku sih mau,kalau kamu
Tasya,bagaimana,mau apa enggak?”
“pasti mau donk!,seperti pencinta cuanki sejati!
Hahahahaha!”
“hahahahaha..... kamu ada-ada saja sya!”
Saat sedang berbincang-bincang,terdengar suara
“tok,tok,tok,tok tok tok tok”
“sya itu itu suara mang jualan cuanki !”
“iya chel,aku ambil mangkok,lalu kamu panggil mangnya
ya!”
“siap komandan!!!”
“hahaha..... masih bisa saja main,main!sudah buruan
panggil,keburu emang jualannya pergi jauh tuh!”
Saat aku sedang mengambil mangkok lalu tiba-tiba
saudaraku datang.
“Sudah di panggil belum mang cuanki nya?” tanyaku tak
sabar.
“ belum..... aku nungguin kamu!”
“kamu gimana sih, di suruh manggil mang cuanki saja
susah amat!”( saudaraku ini memang gak takut sama yang namanya binatang,tapi
dia paling takut sama yang namanya hantu. Maklum,rumah omaku memang agak
besar,lalu semuanya lagi pada tidur, jelas ia takut lah!)
“lalu gimana
dong, aku kan takut?!”
“ ya udah, aku aja yang manggil mang nya,tapi kamu
tunggu di sini ya!”
“gak mau! Aku takut!”
Ya udah deh, kamu bawa mangkoknya, awas jangan sampe
jatuh, kamu bawa mangkoknya ke depan!”
“siap bos!”
Lalu kami pun segera pergi ke luar rumah. Namun, suara
pentungan cuanki tak lagi di dengar oleh kami.
“ huh....., kamu ini bagaimana sih? Takut kok sama
hantu, hantu itu tidak ada!”
“walaupun begitu, aku tetap takut dengan hantu!’’
“ ye..... katanya tomboy, tapi kok malah takut hantu
sih?”
“ hehehe..... itu kekurangan ku!”
“ kok kita malah ngomongin takut gak takut sih? Kita
kan mau beli cuanki!”
“ iya ya sya,
ayo beli sekarang!”
“ mau beli gimana, orang mang jualan cuankinya aja udah
pergi!
“kita tungguin aja,sya!”
“ ya udah deh!” kataku dengan lesu.
Lama kami menunggu. Sepertinya sudah 30 menit aku dan
saudara menunggu abang cuanki lewat.Tiba-tiba terdengar lagi suara”tok,tok,tok,tok”
namun berbeda dengan suara sebelumnya. Suara itu di iringi dengan teriakan,
“bapau,bapau!”
“chel, itu tuh dengar, ada jualan bapau tuh!
“ iya, tapi katanya mau beli cuanki!”
“ gak papa, sekali-kali aku mau coba makan bapau! Harga
satu bapau juga kan Rp 5.000,00. Dan uang kita Rp10.000,00.”( aku memang
terkenal sebagai anak yang boros.....nya minta ampun! Di kasih Rp 100.000,00
dalam sehari, bisa habis ludes di belikan apapapun!)
Namun setelah kami mencari asal suara tersebut,pedagang
bapau keliling sudah ada jauh di sana!(di atas menuju arah ke depan). Kami pun
mengejar mang bapau tersebut.
“bapau,berhenti bapau!”
“bapau.....,tunggu aku bapau!”
Ya ampun, kami harus berkeliling komplek untuk mengejar
tukang bapau! Sudah kami berteriak-teriak, tapi tukang bapau pun tak dapat kami
panggil. Sudah lama berlari lebih baik
aku dan rachel memutuskan untuk menyerah, karena pukul 17.00 WIB, rachel harus
segera pulang. Dan sekarang waktu menunjukan 16.30 WIB. Aku pun mengucapkan
teriakan terakhir denga suara lantang,
“bapau......., bapau........”
Seketika itu juga mang bapau pun melihat kami
ngos-ngosan karena telah mengejar dia.
“neng,mau beli bapau? Maafnya sudah berapa lama kalian
berlari?”
“ sudah 20 menit mang!” kata rachel yang menjawab dengan nada kesal dan marah.
“kalau begitu, maap neng, soalnya, telinga sebelah kiri
mang tuli!
“ooooooo...... begitu mang, kalau begitu saya beli 2
bapau saja deh! Satunya berapa?”
“satunya Rp7.000,00.”
“ bukannya biasanya Rp 5.000,00?, kasih bonus dong
mang! Kami kan udah jauh-jauh lari-lari keliling komplek!”
“ya gak bisa atuh neng, ini udah harga tetapnya!”
“ya udah deh bang, beli satu!’’
“ siap neng!”
Setelah kami membayar bapau, hujan pun turun dengan
deras! Kami langsung berlari ke rumah oma dengan jarak agak jauh. Rachel pun
terjatuh tersandung batu.
“chel,kamu gak papa?”
“gak papa sya, Cuma bajuku kotor!”
Ayo, kita harus segera pulang, nanti kita dimarahi
oma!”
“iya, ayo sya!”
Setelah kami berlari, akhirnya kami sampai di rumah.
Untung semua belum bangun, hanya ada pembatu ku, ba Natiyem.
“ya ampun,non ini bagaimana, kok main hujan-hujanan?
Tuh, baju non rachel jadi kotor deh!
“ya udah, kita bisa mandi air hangat kan?”
“sekarang showernya lagi rusak non, dan baru di
renovasi hari Senin!”
“ ya udah deh, kita ganti baju aja!
“iya non, saya ambilkan 2 baju dan rok ya!”
“ saya gak mau pake rok mba, saya mau pake celana!”
“ya udah non, saya ambilkan.”
Sesudah berganti baju, kami membagi 2 bapau tersebut.
Tak berapa lama kemudian ada suara,
“tok,tok,tok,tok tok tok tok!”
“ chel, itu suara mang cuanki!”
“ iya ayo kita beli cuankinya!sebenarnya
aku punya uang Rp 5.000,00 tapi aku Rp 3.000,00 saja!
“ye, kenapa tidak bilang dari tadi?!”
“ hehehe,aku lupa!”
Saat kami sedang memanggil mang cuanki,
mama rachel pun datang.
“ rachel,ayo pulang nak!”
“yah, gak bisa beli cuanki deh!” kata
rachel dan aku bersamaan.
“sya,ini uang lima ribu-nya, buat kamu aja,
aku tiga ribu”
“ gak papa chel?”
“ gak papa”
“ ya udah, makasih chel!”
“iya, sama-sama”
Setelah itu, aku pun membeli 1 mangkok
cuanki seharga 5 ribu. Aku membayar dan aku membawanya ke dalam rumah. Lalau
yang aku dapat bukan permintaan untuk mencicipi, melainkan aku di marahi oleh
mamaku.
“Tasya, kamu jajan melulu!”
“ sekali-kali kok ma!”
“ sudah, sini mama buang!”
Mamaku pun langsung mengambil mangkok
cuanki tersebut, tapi yang mama buang bukan cuanki dan segala isinya,
melainkan, mama mengambil mangkok kecil agar mamamu dapat mengambil cuankiku.
Fiuh.... capek juga ya! Perjuangan membeli bapau dan cuanki tak sia-sia! Walau
tanpa Rachel, makan cuanki hangat saat
sedang hujan memang menyenangkan. Yumi!!!
Butuh perjuangan untuk membeli cuanki dan bapau!